Siapa pun pasti mengalami stress. Stress ringan maupun berat. Stress dapat bersifat pikiran maupun fisik, dimana yang bersifat pikiran berupa tekanan batin dan pikiran terhadap banyaknya kerjaan yang harus dihadapi dan sedang dikerjakan, sedangkan yang bersifat fisik berupa raut wajah dan posisi badan. Stress pikiran dapat meledak dengan bentuk emosi maupun keputusasaan, dengan tempo tak tentu, bisa dipicu suasana berisik hingga tidak ada dukungan dari kawan dekat. Stress fisik sebagai bentuk ekspresi kita untuk menunjukkan bahwa raga ini sedang stress dan membutuhkan suatu stretching sebagai pola penyegaran kembali.
Terdapat beberapa solusi yang ditawarkan oleh para ahli, untuk segi pikiran dapat diatasi dengan berhenti sejenak dalam berfokus dalam pekerjaan, lalu dialihkan dengan mengosongkan pikiran dalam suasana tenang sambil berdoa kepada Tuhan YME, bahwa masalah yang sedang dihadapi pasti memiliki solusi dan akan selesai tepat waktu, atau dengan kata lain dengan menenangkan diri di sisi tertentu sambil memejamkan mata. Selanjutnya, untuk segi fisik dapat diatasi dengan pelemasan otot dan mengubah gerakan tubuh, misalnya yang awalnya duduk dialihkan dengan berdiri lalu berjalan - jalan sambil melonggarkan pikiran.
Dalam suatu ketika kita akan berpikir bahwa pekerjaan yang berat pasti akan selesai lama dan memberatkan kita. Yapss, memang, dengan masalah seperti itu kita bisa mengerjakan sambil menikmati pola pekerjaan yang dikerjakan. Emosi sambil bekerja tidak membantu keefektifan pola kerja kita, kenapa? Tentu akan membuat kita semakin tenggelam dalam hawa nafsu bahwa pekerjaan ini semakin memberatkan kita saja. Selain itu, kita perlu bersyukur kepada Tuhan YME, kenapa? Karena dengan adanya stress, anugerah ini memberikan dorongan untuk kita agar istirahat atau pun mencari waktu luang agar tidak harus menarik tuas gas pekerjaan kita. Selain itu, dengan adanya stress, kita juga bisa menemukan suatu cara yang baik agar mengerti tubuh kita dalam mengontrol emosi dan keselarasan pola kerja kita.
Stress itu tidak enak. Memang betul itu. Stress ringan berupa rasa jenuh dan pikiran berat, sedangkan stress berat kehilangan semangat, putus asa, kehilangan ide, dan takut pada hasil jelek. Solusi pelonggaran pikiran mungkin untuk masalah kejenuhan dan pikiran berat, namun untuk kehilangan semangat dan kehilangan ide bisa dilakukan sharing dengan teman kerja atau keluarga yang paham akan pekerjaan kita. Sedangkan, putus asa dan takut pada hasil jelek bisa karena mindset yang menjadi faktor akibat dari stress kerja tadi, dapat diatasi dengan konsultasi dengan psikolog atau dengan mengubah cara berpikir sambil berdoa bahwa solusi itu pasti ada.
Stress itu tidak enak. Memang betul itu. Stress ringan berupa rasa jenuh dan pikiran berat, sedangkan stress berat kehilangan semangat, putus asa, kehilangan ide, dan takut pada hasil jelek. Solusi pelonggaran pikiran mungkin untuk masalah kejenuhan dan pikiran berat, namun untuk kehilangan semangat dan kehilangan ide bisa dilakukan sharing dengan teman kerja atau keluarga yang paham akan pekerjaan kita. Sedangkan, putus asa dan takut pada hasil jelek bisa karena mindset yang menjadi faktor akibat dari stress kerja tadi, dapat diatasi dengan konsultasi dengan psikolog atau dengan mengubah cara berpikir sambil berdoa bahwa solusi itu pasti ada.
Kasihan dengan diri sendiri juga tidak baik, karena sama saja kurang yakin bahwa diri ini bisa menyelesaikan masalah tersebut. Biasanya faktor stress menyebabkan seseorang ingin mencoba sesuatu yang lain, sebagai alat pengalihan bahwa hal yang sebelumnya telah membosankannya. Hal - hal baru memang menjadi jendela baru bagi kita, terutama yang stress. Break the limit, sama artinya tembus ambang batasnya, dimana batas kesabaran seseorang itu pasti ada. Batas sabar yang ditembus yaitu dengan hal - hal baru tadi sebagai bentuk solusi stress.
Pada orang optimis, ada yang dijadikan acuan bahwa stress sebagai batas diri untuk berhenti sejenak, agar tubuh tidak overhead. Setelah dingin, dilanjutkan kembali pekerjaan itu, dengan pikiran segar kembali. Pengertian stress kebanyakan memang karena kerja, karena tekanan dan tuntutan yang menjadikan kita untuk merangkak terus - menerus.