Merasa kalah di pertengahan perjuangan itu rasa setengah nyesel setengah biasa aja. Bodoh memang kalo punya pikiran mesti ngakuin kalah sama lawan yang sebenarnya bisa dikalahkan. Ibarat buaya lawan hiu, perang taring tajam sebagai predator utama.
Merasa puas di awal usaha itu salah besar memang, merasa hebat di antara yang lain, padahal lawan belum mengeluarkan jurus jitunya semua. Hitungan, verbal, logika, dan skill semua harus jadi satu. Bodoh memang jika bangga karena bisa mengungguli lawan yang beda tipenya, seperti contohnya kita di logika sedangkan lawan skill.
Kurang bersyukur, kurang doa, kurang usaha, kurang kawan, kurang belajar dari kesalahan, kurang mengasah kemampuan, menjadi hal biasa jadi peluru balik ke kita. Sebagai penyebab kekalahan. Semua itu harus balik lagi ke Allah swt. Mungkin di waktu tertentu saat itu kita sedang kurang curhat kepadaNya.
Yang menjadi masalah utama : terlalu santai, peduli sama kepentingan orang, terlalu fokus pada satu masalah, terlalu menjual waktu kepada momen penting, nantang pesaing yang tidak tepat, bodoh sama hal sepele, egois, ketutup mata searching-nya, dan lelah sama tantangan.
Marah, frustasi, senyum pada dinding, banting sana - sini, waktu sendiri, dan mengepal keras menjadi salah satu memecahkan hati yang panas.
Senyumlah pada langit, ada hikmah di balik semuanya, ada solusi semuanya, dan ada kesempatan untuk memperbaikinya.
Langit bukan berarti berteriak untuk memecahkan suasana, tapi dengan mengucapkan bahwa berharap masih ada hal baik di balik posisi di bawah.
Senyumlah pada langit, ada hikmah di balik semuanya, ada solusi semuanya, dan ada kesempatan untuk memperbaikinya.
Langit bukan berarti berteriak untuk memecahkan suasana, tapi dengan mengucapkan bahwa berharap masih ada hal baik di balik posisi di bawah.
Posisi yang salah bisa jadi solusi yang salah juga.
Lihat masih banyak celah bisa kita jadikan strategi jitu untuk mengalahkan si lawan. Masih banyak pintu belakang dari mereka. Gebrak pintu besinya sama saja menghabiskan peluru. Gebrak pintu rahasianya lah yang bisa jadi perusak pondasinya. Dengan kata lain, mengalahkan lawan yang kuat tidak harus mengalahkan dengan di depan matanya saat ini juga, tetapi dengan mengatur strategi dan mencari peluang serta menghitung laba yang bisa kita ambil bahwa peluang itu banyak.
Cerdik, cerdas, dan cermat pada peluang adalah strategi yang bisa diambil.
Lihat masih banyak celah bisa kita jadikan strategi jitu untuk mengalahkan si lawan. Masih banyak pintu belakang dari mereka. Gebrak pintu besinya sama saja menghabiskan peluru. Gebrak pintu rahasianya lah yang bisa jadi perusak pondasinya. Dengan kata lain, mengalahkan lawan yang kuat tidak harus mengalahkan dengan di depan matanya saat ini juga, tetapi dengan mengatur strategi dan mencari peluang serta menghitung laba yang bisa kita ambil bahwa peluang itu banyak.
Cerdik, cerdas, dan cermat pada peluang adalah strategi yang bisa diambil.
Nikmati hidup, senyum aja, yakin bisa, banyak berdoa dan ibadah, Allah swt. pasti membantu dan memberikan kemudahan saat hambaNya membutuhkan dan mau berusaha.